LockDown Di Indonesia dan Dampaknya

by Nyoman Willy

LockDown Di Indonesia dan Dampaknya

LockDown Di Indonesia yang disebabkan oleh virus Corona atau Covid-19 sekarang ini menjadi momok menakutkan bagi sebagian warganet di seluruh Indonesia. Jumlah pasien yang kian bertambah akibat adanya virus corona covid-19 di Indonesia, yang sampai saat ini sudah berjumlah 514 orang. Demi mencegahnya penyebaran virus corona yang menjadi momok menakutkan, presiden Jokowi meminta agar warganet bisa melakukan kegiatannya dari rumah.

Minggu 15 Maret 2020 Presiden jokowi menghimbau warganet melalui konferensi pers “Kepada seluruh rakyat Indonesia saya harap tenang, tetap produktif agar penyebaran COVID-19 ini bisa kita hambat dan kita stop. Dengan kondisi ini, saatnya kita bekerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah,”. Presiden Jokowi nampaknya belum berencana untuk melakukan lockdown seperti seperti yang sudah dilakukan oleh negara-negara lain seperti China, Filipina, Iran, Italia, Denmark, dan Spanyol.

Jokowi sempat ditanya perihal lockdown saat mengunjungi Bandara Internasional Soekarno-Hatta, pada Jumat 13 Maret 2020. “Belum terpikirkan untuk melakukan lockdown,” ujarnya. Sepertinya Presiden Jokowi nampaknya belum berencana untuk melakukan lockdown seperti seperti yang sudah dilakukan oleh negara-negara lain dalam menanggapi virus corona seperti misalnya China, Filipina, Italia, dan Spanyol.

Sementara itu, usulan dari warganet untuk melakukan lockdown di wilayah Jakarta menjadi perbincangan di tengah menyebarnya virus corona di Indonesia. Anies Baswedan selaku Gubernur DKI Jakarta sudah mempertimbangkan perihal maraknya penyebaran virus corona.

Lantas jika lockdown diberlakukan di Indonesia apa dampaknya?

Panic Buying

Ketika diberlakukannya lockdown, warganet yang panik akan menyerbu pusat perbelanjaan. Bukan hanya makanan dan minuman, melainkan juga obat-obatan bisa habis terjual. Berkaca pada awal mula diberitahukan adanya 2 pasien positif corona di kawasan depok oleh presiden Jokowi, panic buying mulai banyak dilakukan di beberapa daerah.

Masyarakat Kehilangan Penghasilan

Direktur Riset Center of Reform on Economy, menilai pemerintah nampak ragu dalam mengambil tindakan dratsis mengatasi corona.

Pemerintah seakan dibuat dilema untuk mejadi prio memfokuskan upaya yang benar-benar dalam mengatasi virus corona atau  dengan upaya menyelamatkan perekonomian di Indonesia.

Dampak Fiskal

Pengambilan langkah social distancing akan berpengaruh kepada situasi ekonomi dan juga efektivitas kebijakan ekonomi seperti fiskal. Pasalnya orang akan mengurangi sejumlah aktivitasnya. Orang cenderung akan mengurangi aktivitas belanjanya, kecuali berbelanja melalui online shop. Dengan demikian, berkurangnya aktivitas berbelanja secara langsung, memberi dampak terhadap kepada pola belanja online. Namun dengan memilihnya berbelanja online tentu ini juga bersifat relatif terbatas, karena barang online juga akan tergantung kepada jumlah pasokan. Sehingga, stimulus pemerintah yang bertujuan untuk mendorong permintaan melalui berbelanja, akan tidak efektif.

Kebutuhan Pangan Menjadi Terganggu

Apabila lockdown diberlakukan, tentunya sudah akan dipastikan ketersediaan pangan terganggu. Arus pendistribusian barang akan terganggu jika lockdown diberlakukan, pasalnya sebagian besar kebutuhan pokok datang dari daerah yang berada di luar Jakarta. Kelangkaan bahan pokok khususnya menjelang bulan ramadhan tentunya akan membuat kenaikan harga.

Pertumbuhan Ekonomi Anjlok

Aktivitas semua perusahaan kantor di pusat kota Jakarta akan terganggu, tidak hanyak di pusat kota Jakarta pastinya dibeberapa daerah juga melakukan lockdown. Maka dari itu UMKM yang terkena dampak paling parah.

Saran Ekonom

Lockdown ini harus dihindari. Karena pemerintah harus dituntut untuk siapkan stok bahan makanan yang cukup, tindak pelaku penimbunan secara tegas, optimalkan skema pembelajaran work from home.

Sementara, dalam memastikan bahwa kelompok menengah bawah memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, mungkin karena terganggunya aktifitas ekonomi, program seperti misalnya PKH, BNPT, BLT, serta Pra Kerja menjadi hal penting.

Mengingat besarnya kebutuhan akibat virus corona ini, yang perlu dilakukan pemerintah perlu melakukan relokasi untuk belanja yang kurang penting, atau bukan prioritas, selain tentunya menaikan defisit anggaran lebih tinggi.

 

Karena itu kita harus melakukan beberapa hal juga untuk membantu pemerintah menekan banyaknya orang yang terpapar virus corona ini, salah satunya dengan melakukan social distancing yang tentu saja membuat kita tidak berkumpul dengan banyak orang.



Whatsapp
Call Now